Saturday, June 21, 2014

Penerapan Ilmu Statistika di Teknik Geodesi

Kesurupan jin apa, jadi tiba-tiba menulis posting ini. Ilmu hitung2an yang jelas sejak awal saya tidak pernah suka dengan jenis ilmu ini. Tapi ada pepatah "Tak kenal maka tak sayang". Okeee saya akan mulai dari yang paling sederhana tentang ilmu olah data ini yaitu Standar Deviasi. Dalam posting ini bukanya menyebar kesesatan, karena saya sendiri juga tidak begitu paham. Oleh karena itu jika ada kesalahan mohon maaf. Disini saya juga belajar.



Kita tidak asing dalam istilah Standar Deviasi ini. Standar Deviasi atau yang biasa kita singkat STDV merupakan salah satu teori dalam ilmu statistk atau teori kemungkinan. Dalam ilmu statistik, STDV ditunjukkan dari banyaknya variasi yang ada dari rata-rata. Akan tetapi STDV juga sering dipakai cabang ilmu lain termasuk juga geodesi. Dalam geodesi misalnya, sering dipakai dalam pengumpulan data hasil pengukuran lapangan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesalahan atau error.  Biasanya, semakin kecil standar deviasi maka data tersebut lebih bagus daripada yang memiliki standar deviasi yang besar. 

Misalkan, kita melakukan pengukuran elevasi dengan ulangan tiga kali.  Hasil rata-rata dari ketiga ulangan pengukuran itu misalnya 10. Jika kita mendapat standar deviasi dengan nilai 1 itu lebih bagus daripada kita mendapat standar deviasi dengan nilai 5. Mengapa? Kalau standar deviasi 1 bisa diartikan 10 plus minus 1. Sehingga variasinya berkisar antara 9 sampai 11. Dan tingkat keakuratan ketiga ulangan eksperimen bisa dikatakan tinggi karena hasil eksperimen yang dihasilkan mirip-mirip. Kalau standar deviasi 5 bisa dihitung sendiri rangenya sekitar berapa sampai berapa. 

berikut rumus Standar Deviasi

Namuni jaman sekarang ini, sudah banyak yang menyediakan fasilitas mencari berapa besar standar deviasi, contohnya Excel bahkan di kalkulator pun bisa.

Untuk menghitung standar deviasi, ada dua bagian dalam berhitung. Pertama, adalah menghitung mean atau rata-rata. Kedua, barulah kita dapat menghitung masing-masing deviasi. Baiklah, langsung saja pada contoh penerapan ilmu statistika pada Teknik Geodesi.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa, semakin kecil standar deviasi maka data tersebut lebih bagus daripada yang memiliki standar deviasi yang besar. Kita akan membandingkan standar deviasi dari data hasil pengukuran dengan menggunakan GPS metode rapid Static (15 menit) dengan Pengukuran menggunakan Total Station. Agar kita ketahui ketelitian mana yang lebih bagus diantara dua metode pengukuran tersebut dengan data pembanding diperoleh melalui survei GPS menggunakan metode differensial static.

Contoh Titik yang diambil adalah beberapa BM di Undip:


Dari hasil pengolahan data untuk pengamatan survei GPS metode rapid static(15menit) dan pengolahan data untuk pengukuran terestris menggunakan total station metode poligon terbuka terikat sempurna, didapatkan koordinat posisi tiap titik BM. Berdasarkan koordinat posisi tersebut kemudian dihitung pergeseran linear tiap titik. Sebagai titik acuan adalah titik yang didapatkan dari pengamatan survei GPS metode static selama 60 menit. contoh datanya :




Analisa pergeseran nilai absis (x) disini adalah membandingkan masing-masing nilai absis koordinat titik penelitian terhadap nilai absis koordinat yang dianggap benar, yaitu koordinat absis hasil pengamatan rapid static selama 15 menit dan koordinat absis hasil pengukuran poligon terbuka terikat sempurna terhadap koordinat absis hasil pengamatan statik selama 60 menit.


Analisa pergeseran nilai ordinat (y) disini adalah membandingkan masingmasing nilai ordinat koordinat titik penelitian terhadap nilai ordinat koordinat yang dianggap benar, yaitu koordinat
ordinat hasil pengamatan rapid static selama 15 menit dan koordinat ordinat


Analisa pergeseran nilai linear jarak disini adalah membandingkan masingmasing nilai linear jarak yang dihasilkan dari perhitungan koordinat titik penelitian terhadap koordinat yang dianggap benar, yaitu koordinat hasil pengamatan rapid static selama 15 menit dan koordinat hasil pengukuran poligon terbuka terikat sempurna terhadap koordinat hasil pengamatan statik selama 60 menit.


 Jadi dari hasil perhitungan pergeseran linear absis ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran kerangka kontrol di atas lebih baik menggunakan pengukuran terestris metode poligon.

 Tabel perhitungan Standar Deviasi di Excel :



Berdasarkan hasil perhitungan pergeseran linear absis di atas diketahui bahwa rata-rata nilai pergeseran linear absis untuk pengamatan rapid static mempunyai nilai sebesar -0.010 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.017 m. Sedangkan untuk pengukuran poligon terbuka terikat sempurna mempunyai nilai rata-rata pergeseran absis sebesar -0.010 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.009 m. 

Jadi dari hasil perhitungan pergeseran linear absis ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran kerangka kontrol horisontal di atas lebih baik menggunakan pengukuran terestris metode poligon.

hasil pengukuran poligon terbuka terikat sempurna terhadap koordinat ordinat hasil pengamatan statik selama 60 menit. Berdasarkan hasil perhitungan pergeseran linear ordinat di atas diketahui bahwa rata-rata nilai pergeseran linear ordinat untuk pengamatan rapid static mempunyai nilai sebesar 0.011 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.022 m. Sedangkan untuk pengukuran poligon terbuka terikat sempurna mempunyai nilai rata-rata pergeseran ordinat sebesar 0.006 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.014 m.

Jadi dari hasil perhitungan pergeseran linear ordinat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran kerangka kontrol horisontal untuk contoh di atas lebih baik menggunakan pengukuran terestris metode poligon.

 Berdasarkan hasil perhitungan pergeseran linear nilai jarak di atas diketahui bahwa rata-rata nilai pergeseran linear jarak untuk pengamatan rapid static mempunyai nilai sebesar 0.022 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.021 m. Sedangkan untuk pengukuran poligon terbuka terikat sempurna mempunyai nilai rata rata pergeseran linear jarak sebesar 0.018 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.007 m. 

Jadi dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran kerangka kontrol horisontal atas lebih baik menggunakan pengukuran terestris metode poligon.

 ####SEMOGA BERMANFAAT####

0 comments:

Post a Comment