Sebetulnya
awalnya saya tidak begitu tertarik dengan metode pengobatan ini. Tetapi karena penasaran
setelah melihat ceramah ustadz Arifin Ilham tentang “ Sunnah bekam Sebagai
Rahmatan Lil Alamin” jadi penasaran sekaligus menjadi tertarik untuk
mencobanya. Setelah mengumpulkan niat dan mental akhirnya saya beranikan untuk
mencobanya disebuah klinik Bekam Ar-Ridho di Banyumanik. Ketika itu saya
berangkat sendiri dari kos, meskipun pada saat itu juga saya juga merasa sehat.
Kalau baca dari sumber di internet bekam
ini dapat dilakukan tidak hanya ketika sedang sakit saja, justru lebih
dianjurkan kepada mereka yang sehat sebagai pencegahan. Ketika bekam,
dianjurkan pula orang yang kuat atau tidak sedang lemah karena bekam ini
hakekatnya mengeluarkan energi. Jadi untuk orang sakit dan fisiknya sangat
lemah untuk tidak berbekam. Gitu sih kata tabibnya.
Setelah
masuk di klinik tersebut saya langsung disapa oleh seorang laki-laki yang
dilihat secara fisik dia terlihat seperti orang yang kuat agamanya, kuat
sholatnya. Terlihat dari jenggotnya yang panjang menjuntai dan kening hitamnya
yang memperlihatkan seringnya dia bersujud. Juga terlihat dari tata bicaranya
yang santun. Dan ternyata orang tersebutlah yang juga melakukan bekam.
Kemudian
saya diperiksa tekanan darah dan juga
diperiksa gejala yang ingin disembuhkan atau dipulihkan. Prosesnya mirip
seperti tabib dan semua keluhan dan gejala tubuh kita dicatat didalam sebuah
catatan kesehatan yang akan diarsipkan di klinik tersebut, jadi setiap kita
kembali akan dilihat catatan kesehatannya. Sudah seperti dokter saja, metode
yang bagus, rapi dan menarik. Selanjutnya saya diminta untuk pindah ke ruang
bekam. Setelah membuka baju dan berbaring, punggung lalu diolesi dengan sejenis
minyak. Setelah itu sedikit dipijat dengan kop (alat untuk bekam), bentuknya
mirip sebuah tube dari kaca. Saya tidak mau menampilkan gambar dipostingan ini
karena semua gambar yang saya temukan mengintimidasi orang-orang yang mencari
informasi soal bekam. Selalu diperlihatkan punggung dan darah seakan-akan sakit
padahal sih jauh dari itu.
Setelah
dipijat perlahan lalu beberapa kop tersebut mulai dipasangkan dipunggung. Tidak
ada rasanya sama sekali, cuma rasa sedikit tertarik saja. Karena ternyata
pemasangan kop tersebut untuk mengumpulkan/menarik titik darah dibeberapa titik
dipunggung. Nah setelah itu baru masuk tahap terakhir. Titik dipunggung yang
tadi sudah ditempeli dengan kop tersebut dibuka dan disayat sedikit sekali pada
kulit arinya. Jangan dibayangkan pisau itu besar yah hahaha~ Pisau ini mirip
pisau bedah dan ukuran yang tajam hanya 0,5mm jadi sangat kecil. Menggunakan
pisau supaya luka lebih bersih dan cepat hilangnya. Pisau inipun sekali pakai
dan steril sebelum digunakan. Rasanya hanya seperti geli ketika disayat
tersebut dan kop ditempelkan kembali untuk menarik darah. Sebagai perbandingan
rasa sakit, ketika disuntik oleh dokter atau donor darah itu jauh lebih sakit
daripada ini. Bahkan dipijat itu buat saya sudah sakit. Yang bekam ini sama
sekali tidak ada rasa sakit. Jadi tingkat amannya sangat tinggi kalau kamu
berobat ke tempat bekam yang benar.
Jadi
tugas pertama ketika mau berobat bekam adalah mencari klinik bekam yang baik.
Kata tabib yang merawat saya, kop itu berfungsi untuk membuang ‘panas’ didalam
tubuh dan juga membuang darah yang tidak diperlukan sehingga bisa merefresh kembali kondisi
badan kita. Saya malah hampir tertidur ketika dibekam, jadi rasanya sangat
nyaman ketika menjalani proses bekam. Setelah selesai punggung diolesi lagi dan
diminta untuk tidak makan selama 1 jam kedepan dan tidak mandi sampai 3 jam
berikutnya. Oh iya disarankan untuk tidak makan selama beberapa jam sebelum
menjalani proses bekam. Syukur-syukur kalau sekalian puasa.
(Jangan Terintimidasi oleh foto ini,
meskipun terlihat lebam tetapi tidak sakit...yaa wajar ngilu lah dikit hhhaaa)
Mari berbekam !!!
Ini
juga saya lampirkan sedikit teori tentang bekam menurut Islam :
Diriwayatkan dari Said bin Jubair RA dari Ibnu Abbas RA dari
Nabi SAW bahwa beliau bersabda: “Kesembuhan bisa diperoleh dengan tiga
cara: minum madu, sayatan pisau bekam, dan sundutan besi panas, dan aku
melarang umatku (menggunakan) pengobatan dengan besi panas” (HR.
Al-Bukhari, dikeluarkan juga oleh Ibnu Majah, Ahmad dan Al-Bazzar)
Segala puji bagi Allah SWT, yang
dengan kehendak-Nya Dia menurunkan penyakit dan juga obatnya. Shalawat dan
salam kita haturkan kepada Rasulullah SAW yang telah mengajarkan kepada umatnya
segala sesuatu yang bermanfaat, baik dalam perkara agama maupun dunia mereka,
yang diantaranya adalah mengajarkan umatnya bagaimana cara menjaga kesehatan
ruhani dan jasmani serta cara pengobatan dari beragam penyakit. Juga shalawat
dan salam kita sampaikan kepada keluarga beliau, sahabat-sahabatnya serta siapa
saja yang berjalan di atas jalan mereka hingga akhir zaman.
Dunia
Pengobatan Umum
Dunia pengobatan semenjak dulu selalu berjalan seiring dengan kehidupan
manusia. Karena, sebagai makhluk hidup, manusia amatlah akrab dengan berbagai
macam penyakit ringan maupun berat. Keinginan untuk berlepas diri dari berbagai
penyakit itulah yang mendorong manusia berupaya menyingkap berbagai metode
pengobatan, mulai dari mengkonsumsi berbagai jenis tumbuhan secara tunggal
maupun yang sudah terkontaminasi, yang diyakini berkhasiat menyembuhkan
penyakit tertentu, atau sistem pemijatan, akupuntur, pembekaman hingga operasi
dan pembedahan.
Namun seiring dengan perkembangan peradaban manusia, budaya konsumerisme
dan materialisme menggiring manusia mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang
dianggap praktis, lezat dan penuh variasi. Sayangnya kebanyakan mereka tidak
menyadari bahwa produksi makanan semacam itu seringkali terpaksa menggunakan
berbagai jenis bahan kimia berbahaya, seperti borax, formalin,
Rhodamin B dan Metanil Yellow (bahan pewarna sintetis), antibiotik kloramfenikol,
dietilpirokarbonat, dulsin, nitrofurazon dan
berbagai bahan kimia yang amat merusak kesehatan. Orang yang sudah banyak
mengkonsumsi berbagai jenis makanan berkomposisi kimia menjadi sering terserang
penyakit komplikasi yang beragam. Sehingga obat-obatan yang diperlukan juga
obat-obatan berkomposisi kimia berat.
Bukan rahasia lagi, pengobatan dengan bahan kimia sintetis (pengobatan
barat/modern) mungkin dapat mengobati suatu penyakit, tetapi dapat juga
menimbulkan penyakit bawaan yang lain sebagai bentuk side effect buruk
dari sifat bahan kimia. Satu penyakit dapat disembuhkan tetapi dapat muncul
penyakit lain. Jadilah lingkaran setan yang tidak ada habisnya dalam dunia
pengobatan modern. Ternyata mahalnya obat kimia sintetis bukan jaminan
kesembuhan.
Pengobatan
Ilahiyah dan Misykat Nubuwah
Teknologi medis boleh saja merambati modernisasi dan shopisticasi yang
sulit diukur. Namun perkembangan jenis penyakit juga tidak kalah cepat
beregenerasi. Sementara banyak manusia yang tidak menyadari bahwa Allah SWT
tidak pernah menciptakan manusia dengan ditinggalkan begitu saja. Setiap kali
penyakit muncul, pasti Allah SWT juga menciptakan obatnya. Sabda Rasulullah
SAW: “Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia turunkan
penyembuhnya.” (HR. Al-Bukhari dan Ibnu Majah) Hanya saja ada manusia yang
mengetahuinya dan ada yang tidak mengetahuinya. Kenyataan lain yang harus
disadari oleh manusia, bahwa apabila Allah SWT secara tegas memberikan petunjuk
pengobatan, maka petunjuk pengobatan itu sudah pasti lebih bersifat pasti
dan bernilai absolut. Dan memang demikianlah kenyataannya. Islam yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW, bukan saja memberi petunjuk tentang
perikehidupan dan tata cara ibadah kepada Allah SWT secara khusus yang akan
membawa keselamatan dunia dan akhirat, tetapi juga memberikan banyak petunjuk
praktis dan formula umum yang dapat digunakan untuk menjaga keselamatan lahir
dan batin, termasuk yang berkaitan dengan terapi atau pengobatan. Petunjuk
praktis dan kaidah medis tersebut banyak sekali didemonstrasikan oleh
Rasulullah SAW dan diajarkan kepada para sahabatnya. Bila kesemua formula dan
kaidah praktis itu dipelajari secara seksama, tidak syak lagi bahwa kaum
Muslimin dapat mengembangkannya menjadi sebuah sistem dan metode pengobatan
yang tidak ada duanya. Disitulah akan terlihat korelasi yang erat antara sistem
pengobatan Ilahi dengan sistem pengobatan manusia. Karena Allah SWT telah
menegaskan: “Telah diciptakan bagi kalian semua segala apa yang ada di muka
bumi ini.” Ilmu pengobatan berikut segala media dan materinya, termasuk
yang diciptakan oleh Allah SWT untuk kepentingan umat manusia.
Camkanlah! Islam adalah agama yang sempurna, yang dibawa
Rasulullah SAW bukan hanya kepada orang sehat tapi juga kepada orang yang
sakit, maka syariatnya juga disediakan.
Untuk itu seyogyanya kaum Muslimin menghidupkan kembali kepercayaan
terhadap berbagai jenis obat dan metode pengobatan yang diajarkan Rasulullah
SAW sebagai metode terbaik untuk mengatasi berbagai macam penyakit.
Namun tentu semua jenis pengobatan dan obat-obatan tersebut hanya terasa
khasiatnya bila disertai dengan sugesti dan keyakinan. Karena-demikian dinyatakan
Ibnul Qayyim-keyakinan adalah doa. Bila pengobatan manusia mengenal istilah placebo
(semacam penanaman sugesti lalu memberikan obat netral yang sebenarnya bukan
obat dari penyakit yang dideritanya), maka Islam mengenal istilah doa dan
keyakinan. Dengan pengobatan yang tepat, dosis yang sesuai disertai doa dan
keyakinan, tidak ada penyakit yang tidak bisa diobati, kecuali penyakit yang
membawa kematian. Jabir RA membawakan hadits dari Rasulullah SAW: “Setiap
penyakit ada obatnya. Maka bila obat itu mengenai penyakit akan sembuh dengan
izin Allah SWT.” (HR. Muslim)
Al-Qur`an dan As-Sunnah yang shahih sarat dengan beragam penyembuhan dan
obat yang bermanfaat dengan izin Allah SWT. Sehingga mestinya kita tidak
terlebih dahulu berpaling dan meninggalkannya untuk beralih kepada pengobatan
kimiawi yang ada di masa sekarang.
Karena itulah Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata: “Sungguh para tabib
telah sepakat bahwa ketika memungkinkan pengobatan dengan bahan makanan maka
jangan beralih kepada obat-obatan kimiawi. Ketika memungkinkan mengkonsumsi
obat yang sederhana, maka jangan beralih memakai obat yang kompleks. Mereka
mengatakan: ‘Setiap penyakit yang bisa ditolak dengan makanan-makanan tertentu
dan pencegahan, janganlah mencoba menolaknya dengan obat-obatan kimiawi’.”
Ibnul Qayyim juga berkata: “Berpalingnya manusia dari cara pengobatan
nubuwwah seperti halnya berpalingnya mereka dari pengobatan dengan Al-Qur`an,
yang merupakan obat bermanfaat.” Dengan demikian, tidak sepantasnya
seorang muslim menjadikan pengobatan nabawiyyah sekedar sebagai pengobatan
alternatif. Justru sepantasnya dia menjadikannya sebagai cara pengobatan yang
utama, karena kepastiannya datang dari Allah SWT lewat lisan Rasul-Nya SAW.
Sementara pengobatan dengan obat-obatan kimiawi (pengobatan cara barat)
kepastiannya tidak seperti kepastian yang didapatkan dengan thibbun nabawi.
Pengobatan yang diajarkan Nabi SAW diyakini kesembuhannya karena bersumber dari
wahyu. Sementara pengobatan dari selain Nabi SAW kebanyakannya dugaan atau
dengan pengalaman / uji coba.
Namun tentunya, berkaitan dengan kesembuhan suatu penyakit, seorang hamba
tidak boleh bersandar semata dengan pengobatan tertentu, dan tidak boleh
meyakini bahwa obatlah yang menyembuhkan sakitnya. Seharusnya ia bersandar dan
bergantung kepada Dzat yang memberikan penyakit dan menurunkan obatnya
sekaligus, yakni Allah SWT. Seorang hamba hendaknya selalu bersandar kepada-Nya
dalam segala keadaannya. Hendaknya ia selalu berdoa memohon kepada-Nya agar
menghilangkan segala kemudharatan yang tengah menimpanya.
Bekam,
Cara Pengobatan Terbaik
Dari Jabir RA, bahwa ada seorang wanita Yahudi dari penduduk Khaibar
memasukkan racun ke dalam daging domba yang dipanggang, lalu menghadiahkannya
kepada Rasulullah SAW. Beliau mengambil bagian kaki dan memakan sebagian
darinya. Beberapa orang sahabat yang bersamanya juga ikut memakannya. Sebagian
sahabat yang terlanjur memakannya ada yang meninggal. Lalu Rasulullah SAW
melakukan pengobatan dengan hijamah di bagian pundaknya karena daging yang terlanjur
beliau makan. Yang mengobatinya adalah Abu Hindun, dengan menggunakan tulang
tanduk dan mata pisau.
Untuk pembinaan kesehatan rohani dan jasmani, Rasulullah SAW mengajarkan
berbagai teknik pengobatan atau terapi sebagaimana terdapat dalam Shahih Bukhari
dari Said Ibnu Jabir RA dari Ibnu Abbas RA dari Nabi SAW, bahwa Rasululllah SAW
bersabda: “Kesembuhan itu ada dalam tiga hal, yaitu dalam minum madu,
sayatan alat hijamah atau sundutan api. Namun aku melarang umatku melakukan
sundutan.”
Bahkan Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya cara pengobatan paling
ideal yang kalian pergunakan adalah hijamah (bekam).” (Muttafaq ‘alaihi)
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Jika pada sesuatu yang
kalian pergunakan untuk berobat itu terdapat kebaikan, maka hal itu adalah
bekam (hijamah).” (HR. Ibnu Majah, Abu Dawud) Sabda Rasulullah SAW: “Sebaik-baik
pengobatan yang kalian lakukan adalah al hijamah.” (HR. Ahmad, shahih)
Beberapa
Hadits tentang Hijamah (Bekam)
Para malaikat menyampaikan wasiat tentang hijamah. Dari Abdullah bin
Mas’ud RA, dia berkata: “Rasulullah SAW pernah menyampaikan sebuah hadits
tentang malam dimana beliau diperjalankan bahwa beliau tidak melewati sejumlah
malaikat melainkan mereka semua menyuruh Beliau SAW dengan mengatakan: “Perintahkanlah
umatmu untuk berbekam“” (Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani
(II/20), hasan gharib). Pada malam aku di-isra’kan, aku tidak melewati
sekumpulan malaikat melainkan mereka berkata: “Wahai Muhammad suruhlah
umatmu melakukan bekam.” (HR Sunan Abu Daud, Ibnu Majah, Shahih Jami’us
Shaghir 2/731) Dari Ibnu ‘Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah aku
berjalan melewati segolongan malaikat pada malam aku diisra’kan, melainkan
mereka semua mengatakan kepadaku: ‘Wahai Muhammad, engkau harus berbekam’.”
(Shahih Sunan Ibnu Majah, Syaikh al-Albani (II/259)) Dari Ibnu Umar RA,
Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah aku melewati satu dari langit-langit
yang ada melainkan para malaikat mengatakan: ‘Hai Muhammad, perintahkan ummatmu
untuk berbekam, karena sebaik-baik sarana yang kalian pergunakan untuk berobat
adalah bekam, al-kist, dan syuniz semacam tumbuh-tumbuhan’.” (Kitab Kasyful
Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami (III/388))
Hukum
Bekam
Imam Ghazali berpendapat, yang dinukilkan dalam kitab Tasyirul Fiqih
lil Muslimil Mu’ashir oleh Dr. Yusuf Qardhawi: “Al Hijamah adalah
termasuk fardhu kifayah. Jika di suatu wilayah tidak ada seorang yang
mempelajarinya, maka semua penduduknya akan berdosa. Namun jika ada salah
seorang yang melaksanakannya serta memadai, maka gugurlah kewajiban dari yang
lain. Menurut saya, sebuah wilayah kadang membutuhkan lebih dari seorang. Tapi
yang terpenting adalah adanya jumlah yang mencukupi dan memenuhi seukuran
kebutuhan yang diperlukan. Jika di sebuah wilayah tidak ada orang yang Muhtajib
(ahli bekam), suatu kehancuran siap menghadang dan mereka akan sengsara karena
menempatkan diri di ambang kehancuran. Sebab Dzat yang menurunkan penyakit juga
menurunkan obatnya, dan memerintahkan untuk menggunakannnya serta menyediakan
sarana untuk melaksanakannya, maka dengan meremehkannya berarti sebuah
kehancuran telah menghadang.”
Apa
itu Bekam?
Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah yang
terkontaminasi toksin atau oksidan dari dalam tubuh melalui permukaan kulit
ari. Dalam istilah medis dikenal dengan istilah ‘Oxidant Release Therapy’ atau
‘Oxidant Drainage Therapy’ atau istilah yang lebih populer adalah
‘detoksifikasi’. Cara ini lebih efektif dibandingkan dengan cara pemberian obat
antioksidan (obat kimiawi) yang bertujuan untuk menetralkan oksidan di dalam
tubuh sehingga kadarnya tidak makin tinggi. Tapi jika efek obat antioksidan
sudah habis, oksidan akan tumbuh dan berkembang kembali. Karena itu, para
dokter biasanya memberikan obat antioksidan secara kontinyu.
Untuk mengeluarkan oksidan dari dalam tubuh butuh ketrampilan khusus.
Caranya dengan penyedotan menggunakan alat khusus yang sebelumnya didahului
dengan pembedahan minor (sayatan khusus) secara hati-hati di titik-titik
tertentu secara tepat dalam tubuh. Jika oksidan dapat dikeluarkan semua maka
penyumbatan aliran darah ke organ-organ tertentu dalam tubuh dapat diatasi,
sehingga fungsi-fungsi fisiologis tubuh kembali normal.
Penelitian
Bekam
Pada saat ini di negeri-negeri barat (Eropa dan Amerika) melalui
penelitian ilmiah, serius dan terus-menerus menyimpulkan fakta-fakta ilmiah
bagaimana keajaiban bekam sehingga mampu menyembuhkan berbagai penyakit secara
lebih aman dan efektif dibandingkan metode kedokteran modern. Sehingga bekam
mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bermuncullah Ahli Bekam serta
Klinik Bekam di kota-kota besar di Amerika dan Eropa. Bahkan pada tahun-tahun
terakhir ini pengobatan dengan bekam telah dipelajari dalam kurikulum fakultas
kedokteran di Amerika, walaupun mereka tidak pernah mau mengakui bahwa bekam
adalah warisan Rasulullah SAW, dokter terbaik sepanjang zaman. Ironisnya,
sekarang ini orang Islam sendiri masih memandang sinis terhadap thibbun
nabawi, padahal kita semua mengakui secara lisan bahwa Rasulullah SAW adalah
uswatun khasanah. Semoga Allah SWT menyelamatkan aqidah kita!
Berdasarkan laporan umum penelitian tentang pengobatan dengan metode
bekam tahun 2001 M (300 kasus) dalam buku Ad Dawa’ul-Ajib yang ditulis oleh
ilmuwan Damaskus Muhammad Amin Syaikhu didapat data sebagai berikut: 1) dalam
kasus tekanan darah tinggi, tekanan darah turun hingga mencapai batas normal,
2) dalam kasus tekanan darah rendah, tekanan darah naik hingga batas normal, 3)
kadar gula darah turun pada pengidap kencing manis dalam 92,5 % kasus, 4)
jumlah asam urat di darah turun pada 83,68% kasus, 5) pada darah bekam yang
keluar, didapati bahwa eritrosit yang didalamnya berbentuk aneh, tidak
berfungsi normal, menganggu kinerja sel lain.
Renungan
Di tengah derasnya serbuan pengobatan modern dan pengobatan alternatif
dari dalam atau luar negeri kedalam lingkungan kaum muslimin, tanpa jaminan
kehalalan, memaksa kita menggunakan bahan dan cara yang haram, bahkan dapat
membawa kita kepada perbuatan syirik, sangat mahal tapi tanpa jaminan kesembuhan
secara sempurna, bahkan mungkin menimbulkan komplikasi yang lebih berat, maka
kembali kepada thibbun nabawi adalah solusi yang tepat dan selamat.
Keuntungan ganda akan kita peroleh, yaitu kesehatan tubuh dan terselamatkannya
aqidah umat Islam.
0 comments:
Post a Comment