"SubhanAllah
sahabatku, mari kembali kita bangun mahkamah kesadaran kita tentang JADWAL
KEMATIAN yang semakin mendekat kepada kita. Kesempatan hidup di dunia hanya
sekali, dan tiada kesempatan yang bisa diulang walau sedetik. Hanya manusia
yang nekat sudah pasti mati berani meninggalkan ibadah bahkan berani ma'siyat.
Waktu yang Allah berikan didunia ini untuk mengumpulkan bekal di hidup selama
lamanya di Akhirat terlalu sebentar. Lantas bisakah main main...Allahumma ya
Allah tetap hati kami dalam keimanan dan kelezatan istiqomah...aamiin".
Selamat menyimak oase hikmah ini, sahabatku...
Wahai
sahabatku, ketahuilah bahwa asal kita ini tadinya tiada, sekarang ada dari
proses yang menakjubkan, dari tetesan air > darah > gumpalan daging >
disela-sela daging Allah campurkan tulang belulang dengan desan yang baik,
rapi, > maka lahirlah seorang bayi yang indah yakni manusia. Dunia inipun
hanya terminal, semua kita telah divonis mati. Semua hal memiliki batas
tertentu yang tidak mungkin bisa ditunda atau mendahului yang telah ditetapkan.
Allah
berfirman pada surat Yunus ayat 4:
Katakanlah: "Aku tidak berkuasa
mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan
apa yang dikehendaki Allah". Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah
datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun
dan tidak (pula) mendahulukan(nya).
Kita
memiliki kitab ajal masing-masing dan itu dirahasiakan, tujuannya agar kita
ikhtiar, agar kita bertaqwa, agar kita waspada, agar kita bersiap-siap karena
jadwalnya dimisterikan oleh Allah.
What?
When?
Why?
Who?
How?
...
Allah
Berfirman pada Al Imron Ayat 102: “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah
kepada Alloh sebenar-benarnya takwa, dan janganlah sekali-kali kalian mati
melainkan dalam keadaan memeluk agama Islam.”
...
Mati dalam keadaan islam,
dengan ikhlas, dalam keadaan rela, dalam keadaan ridho, dalam keadaan taat,
dalam keadaan beramal sholeh,dalam keadaan senang beribadah, dalam keadaan
lezatnya istiqomah, dalam keadaan rindu nya berjumpa dengan Allah SWT...
Jadi hidup hanya sebentar
didunia,ibaratkan numpang mampir. ibarat cuma nyebrang jalan, jadi ini bukan
tempat kita nanti lah kita hidup dengan sebenar-benarnya hidup di akhirat,,,
Karena hari demi hari, jam, menit, detik, kita
mendekati jadwal kematian kita. Maka janganlah terkecoh dengan permainan hari.
Jangan! Senin kembali Senin. Selasa kembali Selasa. Jangan ada istilah Ulang
Tahun. Karena apanya yang diulang? Nggak ada yang bisa mengulang tahun itu.
Umur bertambah, hakikatnya usia semakin berkurang.
Allah panjangkan umur kita, Allah lemahkan daya
kemampuan kita. Tidakkah kau berpikir? Tidakkah kau waspada? Tidakkah kau takut
akan kematian yang datang mengincar?
Allahu Akbar!
Ketahuilah saudaraku, kematian itu datang dengan cara
tiba-tiba. Kematian itu pintu keadilan. Dia datang kepada siapapun. Kematian
datang kepada orang-orang yang miskin dan yang kaya juga pasti mati. Dia datang
kepada rakyat jelata dan datang juga kepada para pejabat (penguasa). Dia datang
kepada siapa pun dan tidak pernah memberi tahu.
Kematian kalau sudah datang, nggak ada yang bisa
menundanya. Tidak ada yang bisa menolaknya. Suka tidak suka, mau tidak mau,
berani atau takut, pasti akan mati. Karena itu orang beriman tidak takut mati.
Tidak mencari mati. Tidak melupakan mati. Tapi uniknya, orang beriman itu
merindukan mati.
Why?
Karena mati adalah pintu berjumpa dengan
ALLAH SWT.
Itulah yang membuat orang-orang beriman khusuk dalam
ibadah. Karena ia yakin akan berjumpa dengan Allah. Maka kalau memang kematian
adalah pintu perjumpaan dengan Allah, “Tidaklah aku melihat kematian,” kata Ali
bin Abi Thalib, “kecuali pintu kebahagiaan.”
Allahu Akbar!
Dulu kita tiada, sekarang ada, dan akan kembali tiada.
Maka mulai sekarang bersiaplah menghadapi kematian
dengan kesungguhan takwa, lalu kita akan bahagia selamanya di akhirat. Insya
Allah.
Subhanakallahumma wabihamdika, asyhadu alla ilaha illa
Anta, astaghfiruka wa atubu ilaih.
Semoga Bermanfaat sahabat...
0 comments:
Post a Comment