Airbone
Laser Survey (ALS) atau lebih dikenal dengan LiDAR merupakan singkatan
dari Light Detection and Ranging. Komponen LiDAR adalah sebagai berikut
:
1. Laser scanner yang memancarkan gelombang laser ke obyek dan merekam kembali gelombang pantulannya setelah mengenai obyek (misal atap bangunan, pucuk pohon, atau permukaan tanah).
2. GPS (Global Positioning System), yaitu sistem penentuan posisi secara tiga dimensi (3D) untuk menentukan pusat proyeksi setiap citra LiDAR.
3. INS (Inertial Navigation System), yaitu sistem inersial untuk menentukan orientasi 3D setiap pusat proyeksi LiDAR.
1. Laser scanner yang memancarkan gelombang laser ke obyek dan merekam kembali gelombang pantulannya setelah mengenai obyek (misal atap bangunan, pucuk pohon, atau permukaan tanah).
2. GPS (Global Positioning System), yaitu sistem penentuan posisi secara tiga dimensi (3D) untuk menentukan pusat proyeksi setiap citra LiDAR.
3. INS (Inertial Navigation System), yaitu sistem inersial untuk menentukan orientasi 3D setiap pusat proyeksi LiDAR.
Prinsip
penyiaman LiDAR dapat dilihat pada Gambar. Pada wahana yang dipilih
(misal pesawat terbang) dipasang Laser Scanner, GPS, dan INS.
Berdasarkan skala produk yang diinginkan dan luas cakupan, maka dapat
ditentukan jalur terbang. Pada jalur terbang yang telah ditentukan
tersebut pesawat melakukan pemotretan/penyiaman (scanning). Pada saat
laser scanner melakukan penyiaman sepanjang jalur terbang, pada setiap
interval waktu tertentu direkam posisinya (menggunakan GPS) dan
orientasinya (menggunakan INS). Proses ini dilakukan sampai seluruh
jalur terbang yang direncanakan dapat discan.
Kecepatan
emisi sinar laser bisa diatur mulai dari beberapa pulsa per detik
hingga puluhan ribu pulsa perdetik. Dengan Demikian pada sesi-sesi
pengukuran sinar laser ini bisa terkumpul banyak data titik-titik lidar
(Point Cloud) yang mewakili objek-objek permukaan. Pulsa-pulsa sinar
laser yang dipancarkan oleh perangkat sistem lidar sebagian besar akan
dipantulkan kembali oleh objek-objeknya (baik yang terletak tepat
dipermukaan maupun yang terdapat di atasnya/kanopi,vegetasi
pohon,bangunan,menara,tower dll).
Dan
pada dasarnya data lidar adalah kumpulan baris-baris data (Record)
posisi (x,y,z) titik-titik (objek) beserta intensitas dan
dekripsinyayang secara keseluruhan sering disebut point cloud (tampilan
titik-titik yang membentuk awan). Volume data ini berukuran relatif
besar. Sebagai ilustrasi, ukuran total file data hasil survey yang
menggunakan perangkat sistem lidar pad area seluas 1 Mil persegi (260
Hektar) bisa mencapai 100 Mb hingga 500Mb.
Data lidar hasil sesi-sesi perekaman dapat disimpan di dalam berbagai format. Data aslinya disimpan sebagai kumpulan data (record) vektor titik-titik 3D yang kemudian dapat dkiproses untuk menghasilkan DSM (raster) dan DTM/DEM (raster) TIN (vektor) atau Garis Kontur (Vektor). Pada umumnya nilai vektor titik-titik tersebut (point Cloud) disimpan dalam format file ASCII, LAS, LDA, atau LAZ.
Pada posting kali ini saya akan mencoba menjabarkan langkah untuk menampilkkan Data Lidar dengan Aplikasi Global Mapper :
1. Buka Aplikasi Global Mapper, pada kali ini yang saya gunakan adalah Global Mapper versi 17
2. Tampilan utama Global Mapper v.17
3. Data Lidar disimpan dalam format file LAS
4. Klik open your data dan browse lokasi penyimpanan data lidar, tunggu hingga proses selesai. Kemamppuan komputer sangat mempengaruhi proses membuka data lidar, mengingat data lidar memiliki size yang cukup besar.
5. Sebagai sample saja, saya akan membuka contoh data lidar pada 2 jalur terbang saja atau biasa disebut dengan 2 run dalam pengambilan data lidar.
6. Untuk memudahkan identifikasinya kita bisa meng overlay kan data lidar dengan citra
7. Hasil Overlay Data Lidar dengan citra
8. Dengan menampilkan data lidar tersebut kita bisa melihat kualitas hasil akusisi lidar seperti ada tidaknya gap dan point intensity nya.
- Berikut contoh adanya gap antar jalur terbang / run yang belum terambil lidar.
9. Pada Global Mapper kita juga dapat mengetahui Point Density dari data lidar. Point density adalah Banyaknya poin laser per meter persegi. Untuk mengecek point density kita lakukan secara sampling saja.
- Pertama kita buat area, dengan klik kanan > Create Area / Polygon Feature > Create Square Area of Fix Ground Area
- Membuat Area 100 sq m
- Kotak seluas 100 m2
- Pada Overlay Control Center Klik Metadata
- Akan muncul jendela berikut, perhatikan pada Lidar Point Density tertulis 12,13 point / m2
####SEMOGA BERMANFAAT####
"JUDI POKER | TOGEL ONLINE | TEMBAK IKAN | CASINO | JUDI BOLA | SEMUA LENGKAP HANYA DI : WWW.DEWALOTTO.CLUB
ReplyDeleteDAFTAR DAN BERMAIN BERSAMA 1 ID BISA MAIN SEMUA GAMES YUKK>> di add WA : +855 69312579 "
Menampilkan Raw Data Lidar Dengan Aplikasi Global Mapper ~ Air Itu Mengalir >>>>> Download Now
Delete>>>>> Download Full
Menampilkan Raw Data Lidar Dengan Aplikasi Global Mapper ~ Air Itu Mengalir >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Menampilkan Raw Data Lidar Dengan Aplikasi Global Mapper ~ Air Itu Mengalir >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK qi
nice post gan
ReplyDeletejangan lupa kunjungi blog ane juga membahas lidar
di https://gisinfomedia.blogspot.com/2019/07/8-software-pengolah-data-lidar.html
geographic calculator license
ReplyDeleteMenampilkan Raw Data Lidar Dengan Aplikasi Global Mapper ~ Air Itu Mengalir >>>>> Download Now
ReplyDelete>>>>> Download Full
Menampilkan Raw Data Lidar Dengan Aplikasi Global Mapper ~ Air Itu Mengalir >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Menampilkan Raw Data Lidar Dengan Aplikasi Global Mapper ~ Air Itu Mengalir >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK Tz