Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar
Pranowo, meresmikan waduk Jatibarang Semarang dengan simbolis melakukan
pengisian awal atau impounding di Waduk Jatibarang dan Memperingati Hari Air Dunia XXII di
Waduk Jatibarang Semarang, Senin (5/5/2014). Sebelum pembangunan waduk yang
terletak di Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati itu dimulai, dilakukan
pengalihan aliran sungai kreo sehingga lokasi di Pembangunan Bendungan terbebas
dari genangan air sungai. Pengalihan dilakukan dengan membuat terwongan
pengelak (Diverdion tunnel) sepanjang 421 meter dengan diameter 5,6 meter di
mana konstruksi dimulai tahun 2010 dan selesai 2011, setelah itu dibuat bendungan
pengelak (coffer dam) sehingga air masuk ke dalam terowong.
Setelah lokasi bendungan bebas dari aliran air sungai, pembangunan mulai dilakukan bulan Agustus 2011 lalu dan selesai bulan Desember 2013. Berikutnya dilakukan penutupan terowongan pengelak jika bendungan dan bangunan pelengkap selesai.
Setelah lokasi bendungan bebas dari aliran air sungai, pembangunan mulai dilakukan bulan Agustus 2011 lalu dan selesai bulan Desember 2013. Berikutnya dilakukan penutupan terowongan pengelak jika bendungan dan bangunan pelengkap selesai.
(Angling
Adhitya Purbaya)
(View Dari Bendungan)
(View Dari Jembatan Goa Kreo)
Kebetulan kemarin baru maen-maen kesitu, yaudah bikin aja postingnya.
Pada postingan ini bukan saya akan membahas desain kontruksi dari bendungan
Waduk Jatibarang . Karena memang saya bukan anak teknik sipil. Saya hanya
berbagi sedikit informasi yang berhubungan dengan ilmu saya di bidang geodesi, yaitu
pemetaan kawasan dan SIG.
Peta Situasi Bendungan Waduk Jatibarang Kota Semarang :
Musibah banjir yang sering terjadi belakangan ini merupakan tantangan
bagi kota-kota besar di Indonesia. Salah satunya adalah Kota Semarang yang
dialiri beberapa sungai besar merupakan wilayah yang rawan terkena banjir. Salah
satu penyebab banjir adalah meluapnya air dari sungai pada waktu musim hujan
yang menyebabkan daerah disekitar sungai tergenang, seperti banjir bandang yang
pernah terjadi di Kota Semarang akibat meluapnya Sungai Garang yang terjadi
pada Januari 1990. Sebagai upaya untuk melakukan pencegahan terhadap banjir
kedepan serta upaya pengendalian daya rusak air yang diamanahkan oleh UU No. 7
tahun 2004, Pemerintah Kota Semarang menyetujui rencana pembangunan Waduk
Jatibarang, yang proses pembangunannya sampai sekarang ini sudah selesai.
Pembangunan waduk tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi bencana banjir.
Waduk tersebut digunakan untuk mengatur debit air yang keluar menuju Sungai Sungai
Banjir Kanal Barat sehingga diharapkan mampu untuk mencegah terjadinya banjir.
( Genangan Rob yang terjadi di Jalan Lingkar Utara
Kota Semarang )
(Kejadian banjir Sungai Beringin di Pantura ( Kendal - Semarang)
Semarang Barat)
Pembangunan
Waduk Jatibarang meliputi lokasi tempat dimana waduk dibangun (dam axis), areal
genangan, sabuk hijau (green belt) dan jalan penghubung (access road) yang
terletak di 4 (empat) kelurahan dalam 2 (dua) kecamatan sebagai berikut:
1.
Kelurahan Kedungpane : Kecamatan Mijen
2.
Kelurahan Jatibarang : Kecamatan Mijen
3.
Kelurahan Kandri : Kecamatan Gunungpati
4.
Kelurahan Jatirejo : Kecamatan Gunungpati.
Dalam areal waduk
khususnya di Kelurahan Kandri terdapat kawasan wisata “Goa Kreo”. Berdasarkan
perhitungan para staff ahli genangan tertinggi tidak akan menggenangi objek
utama kawasan wisata ini. 28 Sungai utama yang dibendung untuk keperluan Waduk
Jatibarang adalah Kali Kreo. Waduk (dam axiz) membendung Kali Kreo di Dusun
Talun Kacang, Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati atau tepatnya disebelah
utara lokasi wisata Goa Kreo.
(Master Plan Bendungan Waduk Jatibarang)
(Master Plan Bendungan Waduk Jatibarang)
View Bendungan Waduk Jatibarang Dari Google Earth
Berdasarkan
masterplan rencana pembangunan Waduk Jatibarang, tujuan pembangunan Waduk
Jatibarang adalah
1)
mengurangi kerusakan akibat banjir di sepanjang Sungai Garang/Banjir Kanal
Barat
2)
mengembalikan potensi sumber air untuk memenuhi kebutuhan air baku, khususnya
wilayah Semarang bagian barat
3)
mengurangi kerusakan akibat intrusi, amblesan dan genangan air rob di sebagian
Kota Semarang bagian bawah
4)
memperbaiki kualitas lingkungan di sepanjang sungai dan daerah permukiman
5)
meningkatkan kelestarian fungsi konservasi di daerah hulu Sungai Garang dan Sungai
Kreo.
Berdasarkan analisis
hidrologi yang dilakukan CTI Engineering International Co., Ltd (konsultan yang
menangani studi pembangunan Waduk Jatibarang) terkait dengan fungsi waduk
sebagai pengendali banjir, dihasilkan bahwa dengan debit banjir rencana kala
ulang 50 tahun, debit banjir di hilir Sungai Garang (Sungai Banjir Kanal Barat)
adalah sebesar 970 m3/s pada kondisi tidak terdapat Waduk Jatibarang. Jika
dibandingkan dengan debit banjir setelah terdapat Waduk Jatibarang, terjadi
penurunan debit menjadi 740 m3/s. Secara matematis dapat diketahui seberapa
besar kontribusi pembangunan Waduk Jatibarang tersebut dalam mengurangi debit
banjir.Peta Master Plan Drainase Kota Semarang
Maaf mas saya mau bertanya, apakah data peta masterplan drainase semarang ini ada yang berbentuk digital? Dan datanya apakah dapat digunakan untuk kalangan publik? Kemudian instansi apa yang dapat saya hubungi untuk masalah peta masterplan drainase ini?
ReplyDeleteselamat malam. Saya mau bertnya, untuk peta master plan drainase kota semarang itu kondisi pada tahun berapa ya? atau dibuat tahun berapa? Kalau boleh saya butuh untuk skripsi saya. terimakasih
ReplyDeleteselamat malam. Saya mau bertnya, untuk peta master plan drainase kota semarang itu kondisi pada tahun berapa ya? atau dibuat tahun berapa? Kalau boleh saya butuh untuk skripsi saya. terimakasih
ReplyDelete