Pages - Menu

Wednesday, May 28, 2014

Generasi Islam

Generasi islam masa lampau sungguh menakjubkan, dengan kekuatan iman dan penerapan akhlaq islami dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Budaya islam jaman dahulu membuat seluruh dunia begitu mengagumi agama islam dengan ciri khas yang sangat berbeda dari agama-agama lain sebelum islam. Budaya generasi islam masa lampau sangat terlihat betapa adab, sopan santun, konsep keimanan dan ketaqwaan, cinta kasih antara sesama umat manusia sangatlah kental. Generasi islam masa lampau juga sangat toleran terhadap perbedaan keyakinan dan perdamaian. Tercermin dari sikap menghindari permusuhan, saling memaafkan dan sebagai penengah dalam perdamaian, sebab Allah telah mengajarkan pada manusia agar selalu mengasihi, lemah lembut dan saling memaafkan. Seperti firman Allah dalam surat Thaha ayat 43-44,
“Artinya: Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah malampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut”
Lantas, siapakah generasi islam masa lampau yang membuat dunia sungguh mengagumi akan kecemerlangan pikiran dan kepribadian mereka? Tokoh yang paling kita kenal antara lain Nabi Muhammad saat beliau masih muda. Beliau dikenal dengan kejujuran dan kesabaran dalam menjalani kehidupan. Sehingga diberi gelar Al-Amin. Tokoh lainnya adalah Ali bin Abu Muthalib yang dikenal sangat pandai dan hebat dalam menyusun strategi pertempuran hingga karena usulannya, Islam selalu mencapai kemenangan. Selain itu ada Ibnu Sina yang menjadi filsuf, ilmuwan dan seorang dokter kelairan Persia. Seluruh hidupnya ia tujukan demi ilmu pengetahuan yang membangun umat muslim. Al-Khawarizmi atau yang dikenal Al-Gorisma adalah seorang pakar ilmu algoritma dan aritmatika. Dan masih banyak lagi generasi-generasi cemerlang sesudahnya.
            Saat ini bagaimanakah cerminan generasi islam setelah Islam pernah mencapai kejayaan selama berabad-abad? Bisa kita lihat di sekeliling kita. Bagaimana seseorang yang mengaku islam tapi perbuatannya menyimpang dari ajaran islam. Banyak  pula di antara mereka yang menyia-nyiakan waktu begitu saja dan membuangnya percuma dengan hal-hal tak bermanfaat, merusak, berbau hedonisme dan materialisme yang keseluruhannya bersifat diniawi semata. Allah telah berfirman dalam Al-‘Ashr ayat 1-3,
 “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, dan mengerjakan amal saleh, dan nasehat- menasehati supaya menetapi kebenaran, dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran”.
Bukankah mengidolakan dan menjadikan Rasulullah sebagai suru tauladan adalah lebih baik dan mendatangkan ridha Allah ketimbang harus memuja artis barat yang hidupnya tak jauh dari kerusakan moral? Dan bukankan menjadikan manusia yang tak sempurna akhlaqnya justru akan sama-sama menjerumuskan diri dalam neraka bersama para pengikut syetan?
            Kritikan pedas seringkali dilontarkan bagi generasi muslim saat ini. Salah satunya adalah istilah ‘generasi sampah’dan ‘budaya sampah’ dalam artikel yang dimuat dalam  www.voa-islam.com. Apakah maksud ‘generasi sampah’ itu sendiri? Makna ini ditujukan bagi generasi yang ada saat ini, baik muslim maupun non muslim. Hal ini berarti generasi yang tak peduli dengan masa depan agama mereka-termasuk mayoritas muslim- dengan melakukan segala hal yang tidak membawa kaidah dan manfaat bagi diri mereka, agama, nusa dan bangsa. Sebab, yang mereka lakukan hanya memenuhi kebutuhan dan kepuasan hidup kendati pun menghalalkan berbagai cara demi mendapatkannya. Padahal, di sekitar mereka banyak sekali dijumpai fakir miskin, anak-anak yatim dan orang yang hidup kekurangan, namun mereka sengaja menutup mata, hati, dan telinga mereka dengan kesombongan dan sikap takabur. Generasi semacan itu lebih mementingkan duniawi sebagai bentuk  pemujaan terhadap hedonisme dan materialism yang hakikatnya hanyalah tipuan dunia yang semu, fana, menyesatkan dan menyengsarakan ketika di akhirat kelak. Kecanggihan teknologi seharusnya menjadi sarana untuk mengembangakan agama islam. Contohnya dakwah yang tersiar di radio, televisi, artikel internet, maupun media massa lainnya. Namun, berapa banyak remaja saat ini yang menggunakan teknologi canggih hanya demi mendapatkan siaran pencerahan lewat gadget pribadi? Bisa dihitung dengan jari. Contoh lain adalah dengan adanya perkembangan IPTEK, umat islam dapat memanfaatkannya demi mensejahterakan masyarakat serta membangaun kekuatan islam dari gempuran musuh-musuh Allah. Dapatkah generasi semacam itu dapat menjadi harapan dan masa depan islam di masa yang akan datang?
            Seharusnya kita semua sadar bahwa kita hanyalah manusia yang Allah ciptakan hanya untuk menyembah, mengabdi dan selalu berupaya menolong agama-Nya. Dunia yang kita tinggali saat ini hanyalah sementara dan segala apa yang kita miliki dapat lenyap dalam waktu sekejap. Ketika waktu kita tiba untuk diperhitungkan segala amal dan dosa, segala yang kita milki di dunia tak pernah bisa menolong kita, kecuali amal-amal salih. Selayaknya kita selalu berpegang teguh pada firman-firman Allah dan ajaran-ajaran Nabi agar senantiasa selamat dalam menempuh kehidupan.  Kita tentu tidak ingin bahwa umat muslim dianggap sebagai umat yang tertinggal dan terbelakang. Jika kita selalu berusaha memajukan Islam dan terus mencari cara yang halal, maka tidak mustahil islam akan kembali pada masa kejayaan yang dahulu. Jadilah contoh seperti apa yang telah Rasulullah S.A.W contohkan pada umatnya agar selalu menjadi suri tauladan abadi bagi generasi islam di masa-masa selanjutnya. Kita sebagi umat muslim harusnya optimis dan tidak pernah menyerah dalam memperjuangkan dan membela agama Allah
By fina damayanthi

No comments:

Post a Comment