Untuk menggambarkan permukaan bumi yang
berbentuk bola (mendekati bola/ellipse) ke dalam bentuk peta (gambar
2 dimensi), diperlukan sebuah persamaan matematis untuk mentransformasikannya.
Persamaan matematis ini dikenal sebagai sistem koordinat. Penggunaan
sistem koordinat merupakan ciri khas utama GIS karena sistem
koordinat inilah yang menunjukkan referensi
geografis pada data-data GIS.
Dengan kata
lain, sistem koordinat merupakan semacam pendekatan dalam
mendefinisikan posisi data-data GIS di atas permukaan
bumi. Pada umumnya, di Indonesia ada dua jenis sistem koordinat yang lazim
digunakan yakni Sistem Koordinat Geografis (Geographic Coordinate System),
dan UTM (Universal Transverse Mercator).
Kedua sistem koordinat
tersebut menggunakan datum global WGS (World Geodetic System) 84. Datum
global merupakan salah satu pendekatan dalam membuat permukaan
bumi mendekati ellips esempurna. Dalam kenyataannya, bumi kita ini
tidaklah berbentuk ellipse secara utuh. Oleh karena itu, diperlukan
beragam pendekatan untuk membuat permukaan bola bumi (titik ketinggian nol)
mendekati ellipse supaya sistem koordinat bisa diterapkan.
Dalam GIS, ada 2
sistem koordinat yang biasa digunakan, yaitu
1. Koordinat Geografi
Koordinat Geografi
merupakan sistem koordinat yang mengacu terhadap bentuk bumi sesungguhnya yakni
mendekati bola (ellipse). Posisi objek di permukaan bumi didefinisikan
berdasarkan garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude).
Garis lintang adalah
garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan equator/garis
khatulistiwa. Sedangkan Garis bujur adalah garis horizontal yang mengukur sudut
suatu titik dengan titik nol bumi yakni Greenwich di London Britania Raya. Unit
satuan dari GCS adalah derajat.
Garis
lintang (latitude) terbagi menjadi dua yakni Lintang Utara (00 s/d
900)dan Lintang Selatan (00 s/d -900). Garis bujur (longitude) juga
terbagi menjadi dua yakni Bujur Barat (00 s/d 1800) dan Bujur Timur (00s/d
-1800).
Penulisan koordinat
pada GCS mengikuti kaidah dalam sistem koordinat kartesius yakni x,y dengan
titik (0,0) pada perpotongan garis khatulistiwa dan greenwich. Garis
lintang merepresentasikan posisi y dan garis bujur merepresentasikan posisi x.
Unit satuan GCS bisa juga ditulis dalam DMS (Degree Minute Second) dengan 1
derajat = 60 menit dan 1 menit = 60 detik.
2. UTM (Universal Transverse Mercator)
Berbeda dengan GCS yang mengacu pada bentuk bumi
sesungguhnya, UTM tergolong salah satu jenis sistem koodinat proyeksi. Artinya,
UTM tidak mengacu pada bentuk bumi yang bulat, melainkan mengacu pada bentuk
bumi yang datar/planar melalui proyeksi tertentu. Sistem koordinat UTM
memproyeksikan bumi ke dalam bentuk tabung dalam satuan meter.
Proyeksi dilakukan antar garis bujur setiap 60. Setiap daerah yang dibatasi
oleh garis bujur sejauh 60 ini disebut zone UTM. Dengan demikian
mengacu pada bentuk bumi bulat sempurna (3600), terdapat 60 zona UTM di dunia.
Zona 1 dimulai dari 1800 Bujur Barat (BB) hingga 1740 BB, zona 2 dari
1740 BB hingga 1680BB, terus ke arah timur hingga zona 60 yang dimulai
dari 1740 Bujur Timur (BT) hingga 1800 BT. Secara keseluruhan
terdapat 120 zona UTM didunia karena tiap zona yang ada dibagi lagi menjadi
bagian utara (north) garis khatulistiwa dan bagian selatan (south) garis
khatulistiwa.
Dimana :
Bujur = Bujur ditengah daerah Pemetaan
3º = Lebar 0.5 Zone
30 = Nomor Zone di Greenwich
Kesimpulan, Parameter Koordinat UTM terdiri
dari komponen North/East dan informasi Zone. (Kontur bukan merupakan parameter
koordinat.)
Pada Sistim Proyeksi Lokal, titik acuan dapat berupa
Patok, Paku, Pojok Bangunan dll, dengan asumsi nilai X,Y sebarang, dengan arah
Utara Grid sebarang. Koordinat ini dapat pula disebut Koordinat Relatip. Jika
pada kemudian hari koordinat “Patok” tersebut dapat ditentukan hubungannya
terhadap Sistem Koordinat Nasional, maka Sistim Koordinat dapat diubah menjadi
Sistem Koordinat Baku. Proses ini disebut juga TRANSFORMASI.
No comments:
Post a Comment